Sore itu, kau sengaja berpaling, menyudahi setiap perkataan yang diucapkan saat awal kita bertemu. Aku sadar akan satu hal bahwa sesuatu tidak selamanya seperti yang kita mau. Melalui telepon, kau meminta maaf dan mengucapkan kata-kata yang tidak terlalu jelas ku dengar. Ini bukan tentang jaringan atau pendengaranku yang buruk, hanya saja hati dan otakku tidak tersinkron dengan baik. Sekelebat wajahmu muncul di pikiranku bersama dengan suara serakmu di telepon. Pikiranku keruh, aku tidak bisa menerka dengan jelas obrolan panjang yang kau susupi di telepon genggamku. Yang terdengar hanyalah, kata maaf dan kalimat-kalimat bahwa kau akan menyudahi hubungan kita yang baru sebiji anggur ini. Aku masih tidak mengerti. Atau aku yang memang terlambat untuk mengerti? Atau aku yang sengaja tidak mau mengerti? Sore itu, mendadak suaraku lenyap, yang keluar hanya air mata dan sesenggukan sesaat. Jika aku mampu bersuara pun, aku juga tak tahu apa yang harus kukatakan kepadamu. Yang aku tah